Senin, 12 Maret 2012

depresiasi (penyusutan)


  DEPRESIASI (penyusutan)

ADA BAYAK CARA UNTUK MENGHITUNG PENYUSUTAN AKTIVA TETAP SUATU PERUSAHAAN
BERIKUT INI DIANTARANYA
  1. Metode Garis Lurus
Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:
1) (cost-nilai residu) : umur
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
2) Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:
(a) Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
(b) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
2. Metode Saldo Menurun
Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.
Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.
Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:
Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40%
Penyusutan tahun 2001 = 40% x Nilai Buku
= 40% x Rp 16.000.000
= Rp 6.400.000
Penyusutan tahun 2002 = 40% x Nilai buku awal tahun 2002
= 40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)
= Rp 3.840.000
Penyusutan tahun 2003 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003
= 40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)
= Rp 2.304.000
Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarip)n
= Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n
Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) 3
= Rp 16.000.000 x 0,216
= Rp 3.456.000,00.
Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.
  1. Metode Jumlah Angka-angka Tahun
Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.
Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun ke
Perhitungan
Jumlah
1
5/15 (16.000.000 – 1.000.000)
5.000.000
2
4/15 (16.000.000 – 1.000.000)
4.000.000
3
3/15 (16.000.000 – 1.000.000)
3.000.000
4
2/15 (16.000.000 – 1.000.000)
2.000.000
5
1/15 (16.000.000 – 1.000.000)
1.000.000
  1. Metode Unit Input
Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000
5. Metode Unit Output (Hasil)
Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000
6.Metode anuitas

Penyusutan menurut metode anuitas. Ini adalah metode, di mana biaya penyusutan ditambah dengan biaya bunga dari nilai buku apbp selalu merupakan jumlah yang sama sepanjang tahun pembukuan (anuitas).

Contoh : Andaikan bahwa harga perolehan dari apbp tertentu adalah Rp 100.000.000,-. Usia ekonomisnya adalah 5 tahun dan nilai sisanya Rp 10.000.000,- Penyusutannya (dibulatkan) seperti yang tercantum di dalam tabel di bawah ini :

Tahun penyusutan (dalam rupiah) menurut metode :

http://www.koraninternet.com/webv2/lihatartikel/images/ekonomi/materi3/gambar1.jpg
7.Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok (Group and Composite
Method)
Metode penyusutan biasanya digunakan untuk satu aktiva tetap. Dalam keadaan
tertentu bagaimanapun juga ada berbagai macam aktiva yang disusutkan dengan
menggunakan satu tarif penyusutan.
Ada 2 metode penyusutan untuk aktiva yang beragam ini yaitu group dan composite
method. Group mengindikasikan kumpulan dari aktiva yang memiliki jenis yang sama
dan composite mengarah kepada kumpulan aktiva yang memiliki jenis yang berbeda.
Metode group biasanya digunakan untuk kelompok aktiva yang hampir sama jenisnya
dan memiliki umur kegunaan yang sama. Sedangkan composite method digunakan
untuk aktiva yang bermacam ­ macam dan memiliki umur kegunaan yang berbeda.
Contoh dari metode komposit dalam dilihat dari tabel.
Tabel 4.
Metode Komposit (Composite Method)
Aktiva Harga Perolehan Nilai Sisa Nilai yang dapat disusutkan Estimasi Umur
Mobil $145,000 $25,000 $120,000 3 $40,000
Truk $ 44,000 $ 4,000 $ 40,000 4 $10,000
Campers $ 35,000 $ 5,000 $ 30,000 5 $ 6,000
$224,000 $34,000 $190,000 $56,000
Tingkat penyusunan Composite =
$224,00
$56,00
= 25%
Umur Composite ­ 3.39 thn ($190,000 : $56,000)
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 - 173168
Tarif penyusutan untuk composite method ditentukan dengan membagi penyusutan
tiap tahun dengan nilai total dari aktiva yang disusutkan. Dalam metode ini tarif
penyusutan didasarkan pada umur kegunaan kelompok aktiva. Laba atau rugi dalam
keadaan normal akibat aktiva tersebut dipensiunkan/tidak lagi digunakan, tidak
diakui. Perbedaan antara nilai buku aktiva dan nilai sisa dibebankan atau
dikurangkan pada akumulasi penyusutan.
 
8. Metode Anuitas (Anuity Method)
Dalam metode anuitas ini beban penyusutan yang dihasilkan pada tahun / periode
awal adalah rendah dan akan meningkat jumlahnya tiap periode berikutnya. Metode ini
paling banyak digunakan dalam industri real estate dan beberapa penyedia jasa , tetapi
metode ini bukanlah metode penyusutan yang secara umum dapat diterima. Prinsip
Akuntansi Berterima Umum ( U.S. GAAP ) sendiri tidak mengijinkan bentuk metode
penyusutan ini.
2.7.8 Sistem Persediaan (Inventory Method)
Metode penyusutan ini biasanya digunakan untuk menilai aktiva berwujud yang
nilainya kecil. Persediaan peralatan, sebagai contoh, mungkin ada pada awal dan akhir
periode. Kemudian jumlah beban penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan
nilai awal dari persediaan ditambah dengan beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh peralatan tersebut dikurangi dengan nilai akhir persediaan. Keberatan
utama terhadap metode ini dikarenakan metode ini tidak sistematik dan rasional,
karena tidak ada seperangkat formula yang digunakan.
Pemilihan metode alokasi dan estimasi masa manfaat aktiva tetap yang dapat
disusutkan adalah merupakan masalah pertimbangan. Pengungkapan metode
penyusutan yang digunakan dan estimasi masa manfaat akan berguna bagi para
pemakai laporan keuangan, dalam menelaah kebijakan yang dipilih manajemen dan
dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, perlu
untuk mengungkapkan jumlah yang dapat disusutkan yang dialokasikan dalam suatu
periode dan akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.